HALUANRIAU.CO, PEKANBARU-Kebakaran hutan dan lahan (Kerhutla) di Provinsi Riau masih teris terjadi dalam beberapa minggu ini. Bahkan saat ini Karhutla sudah mengepung Riau, tercatat dari data Badan Meteorologi dan Geofisika (BMKG) Pekanbaru, 8 Kabupaten Kota telah terjadi Karhutla.
Untuk hari Senin (1/3) terpantau hotspot sebanyak 73 titik yang tersebar di 8 Kabupten Kota. Kabupaten Pelalawan menjadi daerah penyumbang titik api terbanyak, yakni sebanyak 30 titik. Disusul Kabupaten Rokan Hilir 13 titik, Meranti 11 titik, Bengkalis 8 titik, Kota Dumai 5 titik, Indragiir Hilir, Indragiri Hilu dan Pekanbaru masing-masing 2 titik.
Analis BMKG Pekanbaru, Yasir, mengatakan, hotspot di Riau dalam setiap harinya masih terjadi, yang tersebat di Kabupaten Kota. Mulai dari pagi hingga siang terpantau sebanyak 73 titik. Selanjutnya pada sore hari berkurang menjadi 16 titik.
“Hotspot di Riau masih terpantau di beberapa Kabupaten Kota, ada sebanyak 16 titik sore ini, Bengkalis 2 titik, Kampar 2 titik, Kota Dumai 1 titik, Pelalawan 4 titik, Rohil 6 titik dan Inhu 1 titik. Kalau paginya ada sebanyak 73 titik,” jelas Yasir.
Disinggung mengenai mulai tampak asap tipis di daerah yang terpantau hotspot termasuk di Pekanbaru. Yasir, mengatakan, kalau untuk di daerah yang terpantau Karhutla, lebih jelasnua di daerah tersebut. Termasuk di Pekanbaru juga belum ada tampak dari pantauan BMKG adanya asap.
“Saat ini di Pekanbaru masih normal, jarak pandang masih 7 kilometer, kalau asap belum ada. Tapi kalau di daerah yang terpantau hotspot kita tidak tau pasti ada asapnya, karena yang dilapangan yang lebih jelas. Kalau untuk pagi hari memang ada seperti asap, tapi itu masih partikel-partikel, masih normal,” kata Yasir.
Sementara itu, Kepala Bidang Kedaruratan BPBD Riau, Jim Gafur, mengatakan, pihaknya bersama tim Satgas Karhutla, terus berjibaku untuk memadamkan Karhutla yang terjadi di Riau. Bahkan hotspot yang semula 75 titik turun menjadi 16 titik, setelah dilakukan pemadaman oleh tim darat.
“Alhamdulillan, Karhutla masih bisa kita atasi, sudah dilakukan pemadaman dititik yang banyak Karhutlanya. Seperti di Pelalawan dipadamkan oleh tim darat, dan sudah padam tinggal pendinginan. Juga ada tim gabungan dari manggala agni, TNI/Polri, BPBD dan lainnya,” kata Jim Gafur.
Dijelaskan Jim Gafur, ada beberapa daerah yang tidak bisa dijangkau melaluo darat dan butuh bantuan Hely untuk melakukan pemadaman denagn water bombing. Dan ia bersukur sudah ada satu Hely bantuan dari Kementrian LHK, yang sudah datang, Minggu (28/2).
“Hely dari Kementrian LHK sudah sampai ke Riau. Dan Hely ini mampu menampung sekitar 1 ton air, inilah yang akan kita gunakan untuk water bombing didaerah yang tak bisa ditangani lewat darat. Jadi yang belum seperti di Rohil itu akan menggunakan Hely, karena kalau darat tidak memungkinkan makanya pakai Hely,” ungkapnya.
“Selanjutnya untuk bantuan Hely lainnya yang kita ajukan, masih dalam proses. Karena ada yang harus dilengkapi dalam pemakaian hely yang datangnya dari luar, ada proses yang disiapkan,” katanya.
Reporter: Nurmadi