HALUANRIAU.CO, KAMPAR – Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan Kampar Kiri Syafii diduga menyalahgunakan jabatan dengan menjadi suplier Beras Bantuan Sosial Pangan (BSP).
Hal ini terkuat karena adanya keluhan warga penerima BSP dan pemilik e-warung dimana beras yang disalurkan berkualitas buruk. Selain berwarna kuning dan kusam juga ditemukan batu di dalam beras tersebut.
Ironisnya, beras yang dikemas dalam karung merek ‘Kepala Beras Super Rojo Lele Super Quality’ berat 5 Kg itu ditemukan sebagian beratnya kurang dari angka yang tertera, bahkan ada yang 4 Kg.
“Kami tidak tau siapa yang mensupplier beras tersebut, kami disuruh oleh pak Safii (petugas TKSK) untuk mengambil beras itu dan menyalurkan ke keluraga penerima manfaat (KPM). Awalnya kami tidak mau tapi dia ngotot agar kami mengambil beras itu,” ujar beberapa orang pemilik e warung yang tak mau identitasnya dipublis kepada haluanriau.co, Selasa (24/11).
Mereka mengaku saat beras itu datang, mereka tidak tau kalau berat beras bantuan tersebut ada yang 4 Kg dan 4,8 Kg. Setelah ada warga yang komplain, baru mereka tau kalau beras bantuan itu ada beratnya yang kurang dari 5 Kg.
“Awalnya kami tidak tau kalau beras itu beratnya kurang dari 5 Kg bahkan ada yang 4 Kg. Setelah kami tau, kami hubungi pak Safii saat itu dia, menyarankan agar kami tetap membagikan beras itu. Dia bilang bagikan saja dulu. Terkait kekurangannya kita bahas besok, makanya kami bagikan, tapi yang kami bagikan itu cuma yang beratnya 5 Kg saja, yang kurang dari 5 Kg kami tidak berani bagikan,” ucap mereka.
Sementara itu, Syafii saat dikonfirmasi terkait apabenar dia yang mensupplier beras bantuan tersebut, ia tidak menampik hal tersebut. Saat ditanya dari mana dia mengambil beras tersebut, ia mengatakan ia sendiri yang mengambil beras tersebut ke temannya.
“Ya benar, saya yang supplier beras itu, itu bukan beras bulog kita yang mensupplier sendiri, tidak ada melalui koperasi atau KUD,” ujar Syafii TKSK Kecamatan Kampar Kiri, yang juga diketahui menjabat sebagai Ketua TKSK Kabupaten Kampar, kepada wartawan saat dikonfirmasi melalui telephone seluler miliknya, Selasa (24/11).
“Saya tidak ada memerintahkan untuk menyalurkan beras itu,” sambung dia.
Saat disinggung masalah TKSK boleh atau tidak mesupplier beras tersebut, Syafii mengatakan, kalau itu tidak bisa dibicarakan melalui handphone.
“Itu tidak bisa saya jelaskan di handphone, jumpa la kita baru bisa saya jelaskan secara detail,” ucap Syafii.
Terkait ada temukan beras bantuan beratnya kurang dari 5 Kg, ia mengatakan memang ada tersalurkan di beberapa e warung dan itu ada juga yang tinggal di e-warung.
“Contohnya di 4 Koto Sitingkai, itu 4 KPM yang komplain sudah diganti dengan beras yang lain. Soal yang 4 Kg itu, itulah yang saya tolak kemaren soal kualitas bagi saya itu no 2, kalau masalah berat itu no 1, yang kita jual bukan mereknya tapi berasnya,” sebut Syafii.
Syafii mengatakan bahwa dia sudah berpesan ke ewarung apapun jenisnya 5 komponen yang disalurkan itu, kalau tidak layak jangan diterima dan jangan disalurkan.
“Cuma kelemahan e-warung sebelum beras itu diturunkan itu dicek dulu. Supaya nanti untuk pertukarannya lebih mudah, tidak layak bisah disuruh orang yang ngantar beras itu untuk dibawa pulang kembali,” katanya.
“Nah kemarin e-warung diterimanya, setelah itu dimasalahkan dan itu menurut kita wajar – wajar saja. Saya tidak mempermasalahkan itu, cuma bagi saya bagaimana teknisnya supaya masyarakat KPM tidak rugi. Itu tidak jadi maslah, sekarang dalam tahap pergantian,” imbuhnya.
Ia menjelaskan kejadian itu terjadi, karna pada saat penyaluran beras tersebut dia sedang bimtek di Bali. Namun terkait hal itu kata dia, ia sudah pesankan ke anggotanya untuk mengecek beras yang akan disalurkan itu.
“Secara kebutulan kemaren kita berangkat bimtek ke Bali, Saya sampaikan ke anggota seandainya ada nanti barang yang tidak layak jangan disalurkan,” pungkasnya.
Kepala Dinas Sosial Zamzami saat dikonfirmasi terkait hal itu, ia mengatkan nanti pihaknya akan mengecek terlebih dahulu kebenaran informasi tersebut.
“Nanti cobalah kami cek dulu kebenarannya, karna itu Kasi dan Kabidnya ada, tenti ditinjau dulu kebenarannya kelapangan, apa benar informasi itu,” kata Zamzami.
Rwporter: Amri