Rabu, April 14, 2021
  • Pedoman Media Siber
  • Redaksi
  • Kontak Kami
  • Indeks
Haluan Riau
  • Home
  • Riau
  • Nasional
  • Internasional
  • Politik
  • Hukrim
  • Bisnis
    • Agro Bisnis
  • Daerah
    • Pekanbaru
    • Bengkalis
    • Dumai
    • Indragiri Hilir
    • Indragiri Hulu
    • Kampar
    • Kuansing
    • Meranti
    • Pelalawan
    • Rokan Hilir
    • Rokan Hulu
    • Siak
No Result
View All Result
  • Login
Haluan Riau
No Result
View All Result
Home Opini

Ketidaksetaraan Pendidikan dan Pembelajaran Abad 21

redaktur haluan redaktur haluan
Senin, 24 Februari 2020 2:57 PM
Ketidaksetaraan Pendidikan dan Pembelajaran Abad 21

R Mustofa Dosen Ilmu Pendidikan Unusa, Ph.D Student at Department Education and Human Potentials Development, NDHU, Taiwan

Share on FacebookShare on Twitter

Kita memiliki kegelisahan tentang pendidikan. Sejenak kita memaknai apa yang dikatakan Einstein, “Kita tidak bisa menyelesaikan masalah dengan menggunakan jenis pikiran yang sama yang telah digunakan ketika kita menciptakannya”. Artinya, berpikir “beyond the box” seringkali diperlukan untuk menyelesaikan permasalahan manusia yang kompleks.

Satu di antara masalah utama pendidikan pascareformasi adalah ketidaksetaraan atau ketimpangan antara perkotaan-perdesaan. Namun, permasalahan tersebut jarang mendapat perhatian secara intens dari pemerintah. Isu kesetaraan dalam pendidikan (equity in education) menyangkut students outcomes, latar belakang, status sosial ekonomi, tempat tinggal hingga gender.

Related posts

Kuliah Lapangan, Mahasiswa Prodi Hukum Undhari Sambangi Kejari Pekanbaru

Kuliah Lapangan, Mahasiswa Prodi Hukum Undhari Sambangi Kejari Pekanbaru

Jumat, 9 April 2021
Pimpin Sidang Senat Terbuka, Rektor Junaidi Sampaikan Prestasi Mahasiswa Unilak

Pimpin Sidang Senat Terbuka, Rektor Junaidi Sampaikan Prestasi Mahasiswa Unilak

Rabu, 7 April 2021

Tantangan besar dan mendesak, adalah bagaimana meningkatkan kualitas pendidikan serta meningkatkan kesetaraan dalam menyediakan kualitas pendidikan, terutama antara masyarakat perdesaan dengan perkotaan. Equity in education bukan hanya menyangkut keadilan sosial, tetapi juga berkaitan dengan cara memanfaatkan sumber daya yang efektif.

Hasil survei PISA 2018 Indonesia memperoleh skor (reading, mathematics, and science) yang buruk. Kebiasaan lama, kegelisahan dicurahkan pada peningkatan kualitas guru. Di pembelajaran abad ke-21, pertanyaan yang mengusik kita adalah, apakah guru masih penting? Tentu jawaban masyarakat, “penting”. Masyarakat Indonesia yang dikenal sebagai masyarakat yang religius pasti bergantung pada kehadiran sosok guru.

Apalagi, bagi kebanyakan masyarakat nama “guru” punya tafsir filosofis yaitu digugu lan ditiru. Itulah sebabnya pemerintah melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (2009-2004) menginstruksikan untuk mengintegrasikan 18 nilai yang tercakup dalam religiosity, honesty, discipline, tolerance, creativity, democracy, curiosity, nationalism, respect, independence, togetherness and social care (Qoyyimah, 2017), yang sekarang kita kenal K-13.

Jika kita amati, nilai-nilai tersebut adalah ciri penguatan pendidikan karakter yang menjadi satu di antara fokus pemerintah saat ini. Namun, berdasarkan American Statistical Association, guru hanya menyumbang 1 persen hingga 14 persen dari variabilitas nilai tes siswa.

Faktor paling penting yang memengaruhi pembelajaran siswa dan kualitas pendidikan justru faktor-faktor di luar sekolah, yakni latar belakang siswa, karakteristik, hingga sosial ekonomi. Karena itu, pemerintah harus benar-benar memperhatikan faktor ini.

Apalagi, permasalahan aktual yang krusial adalah ketidaksetaraan.
Ketimpangan antara area perkotaan dengan area perdesaan sangat lebar. Saat kami menangani proyek literasi yang bekerja sama dengan INOVASI dan dibiayai oleh Department of Foreign and Trade (Australian Government) di salah satu kota di Jawa Timur ditemukan banyak sekali siswa yang tidak bisa berbahasa Indonesia.

Kelas tiga sekolah dasar bahkan masih banyak yang belum bisa membaca dan menulis.
Banyak ahli berpendapat bahwa pembelajaran abad 21 menekankan pada empat aspek, yaitu pemikiran kritis, komunikasi, kolaborasi, dan kreativitas. Tentu empat hal tersebut penting, namun wacana tersebut tak lagi baru, namun belum ada hasil yang membanggakan.

Harari dalam bukunya, 21 Lessons for the 21st Century, mengingatkan kita tentang tantangan abad 21 untuk mengembangkan skills siswa yang lebih general, yaitu kemampuan untuk menghadapi perubahan, merangsang untuk mempelajari ihwal baru (curiosity), dan menjaga keseimbangan mental dalam situasi yang tidak femiliar.

Lebih lanjut ia mengatakan di atas semuanya adalah kita tidak hanya perlu menemukan ide dan produk baru, tetapi harus mampu reinvent diri kita lagi dan lagi. Gagasan Harari bukan tanpa dasar, ia membuktikan dengan data yang kuat tentang perkembangan umat manusia di seluruh dunia. Ia merekam sejarah kehidupan manusia dalam buku pertamanya, yaitu Sapiens: A Brief History of Humankind.

Kemudian dengan perspektif sejarah, ia memprediksi masa depan umat manusia dalam bukunya yang kedua, Homo Deus: A Brief History of Tomorrow. Karena itu, pembelajaran harus bermakna tak cukup sekadar “apa dan bagaimana”, namun “mengapa”.

Itu satu di antara pertanyaan terpenting dalam pembelajaran abad 21. Saat ini kita masih terkungkung oleh hegemoni modernisme yang terlalu kaku dalam mengonstruksi kebenaran. Postmodernisme kemudian menawarkan alternatif baru yang lebih bermakna dan dibutuhkan di era sekarang dan mendatang.

Menurutnya, pertanyaan yang paling mendasar bukan “apa yang kamu tahu” atau “apa yang kamu bisa”, tetapi “siapa saya” dan “apa yang bisa saya kontribusikan pada komunitas dunia”.

Modernisme dengan standar objektif yang kaku terbatas untuk menjangkau diversitas siswa seperti latar belakang, budaya, status sosial dan ekonomi.

Padahal, ketimpangan dimulai dari realitas tersebut sehingga gagap mengatasi permasalahan ketidaksetaraan. Siswa dan guru adalah aktor yang tidak terduga dalam teater pendidikan. Individu memiliki nilai, kemampuan, minat, kecenderungan, sejarah, budaya, dan bahkan persepsi yang berbeda tentang kenyataan. “Tidak ada siswa standar”.

Identifikasi masalah harus komprehensif dan spesifik agar benar-benar memperoleh potret yang utuh. Mari kita simak kembali pernyataan Einstein: Jika saya punya satu jam untuk menyelesaikan permasalahan dan hidup saya bergantung pada solusinya, maka saya akan menghabiskan 55 menit pertama menentukan pertanyaan yang tepat untuk ditanyakan… saat saya tahu pertanyaan yang tepat, saya akan memecahkan masalah kurang dari 5 menit.

Namun, kita sering terburu-buru dalam mencari solusi tanpa bukti yang kuat, bahkan tidak menyentuh masalah aktual yang akut. Memang evaluasi tidak pernah selesai. Evaluasi adalah pekerjaan yang menantang dan terus-menerus. Hasil yang diperoleh dan bukti yang dikumpulkan lebih seperti lukisan impresionistik daripada desain yang dihasilkan oleh algoritma dalam program komputer.

Individu yang melihat lukisan impresionistik menarik banyak pembelajaran, wawasan, dan emosi yang selalu berbeda; kita harus menganggap siswa lebih sebagai lukisan

ShareTweetShare
Previous Post

Dewan Minta Relokasi Pedagang STC Persuasif

Next Post

Mencermati Menguatnya Dukungan AHY untuk Demokrat

Artikel Terkait

Kuliah Lapangan, Mahasiswa Prodi Hukum Undhari Sambangi Kejari Pekanbaru
Headline

Kuliah Lapangan, Mahasiswa Prodi Hukum Undhari Sambangi Kejari Pekanbaru

Jumat, 9 April 2021
Pimpin Sidang Senat Terbuka, Rektor Junaidi Sampaikan Prestasi Mahasiswa Unilak
Headline

Pimpin Sidang Senat Terbuka, Rektor Junaidi Sampaikan Prestasi Mahasiswa Unilak

Rabu, 7 April 2021
Sambangi Sekolah di Bengkalis, Ini Tujuan dan Harapan Tim Pengabdian Masyarakat UIR
Bengkalis

Sambangi Sekolah di Bengkalis, Ini Tujuan dan Harapan Tim Pengabdian Masyarakat UIR

Senin, 5 April 2021
Sempena Isra’ Mi’raj, Indra Rukmana Sebut Kepengurusan IWKR Pekanbaru telah Terbentuk
Inspirasi

Sempena Isra’ Mi’raj, Indra Rukmana Sebut Kepengurusan IWKR Pekanbaru telah Terbentuk

Sabtu, 20 Maret 2021
Melihat Produksi Padi Kuantan Singingi
Opini

Melihat Produksi Padi Kuantan Singingi

Sabtu, 20 Maret 2021
Disdikbud Kabupaten Pelalawan Mulai Laksanakan Pembelajaran Tatap Muka Terbatas
Daerah

Anak-Anak di Pangkalan Kerinci Akan Mulai Sekolah Lagi

Rabu, 3 Maret 2021

Berita Terbaru

Cukup Membayar Rp16.800 Perbulan, Pekerja Bukan Penerima Upah Terima BPJS Ketenagakerjaan

Cukup Membayar Rp16.800 Perbulan, Pekerja Bukan Penerima Upah Terima BPJS Ketenagakerjaan

18 jam yang lalu
Siapkan Tiga Hal Ini Saat Ramadan

Siapkan Tiga Hal Ini Saat Ramadan

1 hari yang lalu
Taraweh Pertama di Ramadan 1442 Hijriah

Taraweh Pertama di Ramadan 1442 Hijriah

1 hari yang lalu
Brian Putra Bastara Resmi Pimpin HIPMI Sumbar

HIPMI Sumbar: BUMN jangan Jadikan Pengusaha Lokal Sebagai Romusha!

1 hari yang lalu
Hasil Sidang Isbat, Besok Mulai Berpuasa

Hasil Sidang Isbat, Besok Mulai Berpuasa

1 hari yang lalu
Sinegritas TNI-Polri, Alumni Akpol Dan Akmil 2010 Bagikan 1.000 Masker

Sinegritas TNI-Polri, Alumni Akpol Dan Akmil 2010 Bagikan 1.000 Masker

1 hari yang lalu

Berita Populer

Pejabat di Kantor Camat Kandis Jadi Tersangka Korupsi Kegiatan Belanja Langsung Senilai Rp1,1 M

Pejabat di Kantor Camat Kandis Jadi Tersangka Korupsi Kegiatan Belanja Langsung Senilai Rp1,1 M

Selasa, 6 April 2021
Seorang Pemuda Riau Tulis Surat Terbuka untuk Selebgram Keanu Angelo, Begini Isinya

Seorang Pemuda Riau Tulis Surat Terbuka untuk Selebgram Keanu Angelo, Begini Isinya

Rabu, 7 April 2021
Ketidaksetaraan Pendidikan dan Pembelajaran Abad 21

Ketidaksetaraan Pendidikan dan Pembelajaran Abad 21

Senin, 24 Februari 2020
Tim Korlantas Mabes Polri Sambangi Kampung Tertib Lalulintas Kelurahan Perawang Siak

Tim Korlantas Mabes Polri Sambangi Kampung Tertib Lalulintas Kelurahan Perawang Siak

Rabu, 7 April 2021
Muscab AAI Pekanbaru, Megawati Matondang Dimungkinkan Terpilih Aklamasi

Muscab AAI Pekanbaru, Megawati Matondang Dimungkinkan Terpilih Aklamasi

Rabu, 7 April 2021
Hakekat Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar

Hakekat Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar

Selasa, 27 Agustus 2019
  • Pedoman Media Siber
  • Redaksi
  • Kontak Kami
  • Indeks

© 2021 Copyright Haluan Media Group | All rights reserved

  • Login
  • Home
  • Riau
  • Nasional
  • Internasional
  • Politik
  • Hukrim
  • Bisnis
    • Agro Bisnis
  • Daerah
    • Pekanbaru
    • Bengkalis
    • Dumai
    • Indragiri Hilir
    • Indragiri Hulu
    • Kampar
    • Kuansing
    • Meranti
    • Pelalawan
    • Rokan Hilir
    • Rokan Hulu
    • Siak

© 2021 Copyright Haluan Media Group | All rights reserved

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In